Jumat, 15 Oktober 2021
Mudah...cara pruning kelapa sawit menggunakan EGREK
Rabu, 13 Oktober 2021
Pengendalian Ulat Api secara Cepat
Ulat api adalah salah satu musuh yang sangat ditakuti dalam perkebunan kelapa sawit, karena serangan ulat api akan menurunkan produktifitas tanaman kelapa sawit. Pada tahap pembibitan, serangan ulat api akan berdampak jangka panjang dan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi dimasa yang akan datang. Pada kelompok tanaman menghasilkan (TM) serangan ulat api akan berdampak pada penurunan produktifitas tanaman karenan terganggunya proses fotosintesis yangmengakibatkan terganggunya proses pembentukan bunga dan buah.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan beberapa perusahaan, serangan ulat api dapat menurunkan produksi sebanyak 25% pada tahun pertama, dan menurunkan produksi sebanyak 50% sampai dengan 75 %pada tahun kedua dan ketiga.
Untuk mengendalikan populasi ulat api diperkebunan kelapa sawit, petani dapat memadukan antara pengendalian kimia, biologi dan pengendalian secara fisik. Pada prinsipnya penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama harus dilakukan secara bijak dan menjadi alternative terakhir untuk mengurangi kerusakan lingkungan.
- Pengendalian secara biologis
- Menggunakan Agens Hayati
Beberapa agen antagonis telah banyak ditemukan untuk mengendalikan ulat api. Agen antagonis tersebut adalah Bacillus thuringiensis, Cordyceps militaris dan virus Multi-Nucleo Polyhydro Virus (MNPV).
- Menanam Bunga pukul delapan (Tunera Subulata)
Bunga pukul delapan selain berfungsi untuk memperindah kebun (biasanya ditanam di pingir jalan produksi) juga berfungsi sebagai sumber pakan bagi predator ulat api, sehingga dengan menanam bunga ini, populasi ulat api dapat ditekan dibawah ambang batas serangan
- Pengendalian secara mekanis
Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan cara mengambil dan membunuh secara langsung ulat api yang menyerang bibit tanaman, sedangkan pada kelompok tanaman menghasilkan pengendalian secara mekanis biasanya dilakukan dengan mencari kepompong ulat api pada pangkal tanaman, kepompong dikumpulkan selanjutnya musnahkan dengan cara dibakar
- Pengendalian secara kimia
Pengendalian secara kimiawi dilakukan jika tingkat populasi ulat api sudah cukup besar ditandai dengan terlihatnya 5-10 ekor ulat pada setiap pelepah. Pada tanaman kelapa sawit yang masih tendah, pengendalian ulat api dilakukan dengan menyemprotkan larutan insectisida Decis dengan dosis 2cc/liter air merata keseluruh permukaan daun. Pada tanaman yang sudah tinggi pengendalian ulat api dilakukan dengan cara melakukan fogging dengan dosis 2cc/liter solar. Kegiatan fogging dilakukan pada malam hari dengan tujuan menggurangi tiupan angin, sehingga diharapkan asap pada kegiatan fogging akan naik sampai ke pucuk tanaman sehingga asap yang mengandung insectisida tersebut menempel pada daun dan ulat api yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian pada ulat api.
Selasa, 05 Oktober 2021
Cara Panen Kelapa Sawit Yang Benar
Kelapa sawit adalah tanaman yang setiap tahap pengolahannya harus dilakukan dengan baik dan benar. Tak hanya tentang pemilihan bibit unggul sebagai tahap awal mengelola perkebunan ini, tapi cara panen yang baik dan benar ternyata juga ada langkah-langkahnya. Tidak sembarangan mengambil tandan dan buah yang ada di pohon, tak juga semudah melihat fisik buah yang sudah oranye kemerahan. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan sebenar-benarnya jika telah sampai pada proses panen.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah pada saat akan memanen, maka petanih sudah harus sampai di lapangan pada pukul 6 pagi. Jangan sampai lewat dari jam yang telah ditentukan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Memerhatikan piringan apakah terdapat brondolan yang jatuh. Kalau ada yang jatuh, pelepah harus dipotong dengan mempertahankan songgo dua. Jadi jangan sampai songgo ini jatuh karena akan merusak pohon kelapa sawit.
- Melakukan pemotongan buah dengan standardisasi yang tepat. Tidak seperti menebang pohon lainnya, ada standardisasi yang harus diikuti pada saat melakukan proses pemotongan buah-buah yang akan diolah ini. Jika anda belum paham sebaiknya berikan tugas ini kepada yang ahli.
- Setelah buah terpotong jatuh di piringan, tangkai buah sawit dipotong sampai kandas. Semua sisinya harus dipotong sampai sehabis-habisnya. Jangan sampai ada buah yang tersisa.
- Pengumpulan Tandan Buah Segar (TBS) di piringan. Nah di sinilah TBS di kumpulkan. Dikumpulkan semuanya sebelum selanjutnya memasuki proses lain dan dibawa ke tempat penampungan sebelum dijadikan minyak mentah yang berfungsi menjadi banyak bahan baku masyarakat dunia.
- Pemotongan buah ke pohon selanjutnya. Setelah pohon yang satu selesai dipotong buahnya, maka anda bisa melanjutkan panen ke pohon selanjutnya tentunya dengan metode dan langkah yang sama seperti disebutkan sebelum ini. Dan terus lanjutkan seperti itu hingga semua pohon selesai diambil buahnya. Lakukan secara teratur dan jangan sampai meninggalkan satu pohonpun.
- Pelangsiran seluruh buah yang ada di piringan ke tempat penampungan hasil (TPH) agar buah dapat langsung diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) agar pengolahan di PKS tidak berhenti dan tidak mengalami kerugian. Sesegera mungkin hasil panen kelapa sawit harus di pindahkan ke tempat penampungan. Jangan dibiarkan berlama-lama di tempat terbuka atau di sekitar area perkebunan.